BSIP SDLP Kenalkan SNI Pemetaan Tanah serta Kesesuaian Lahan di Lombok Barat dan Lombok Tengah, NTB
Lombok (24/10/2024) – Balai Besar Pengujian Standar Instrumen Sumber Daya Lahan Pertanian (BSIP SDLP) berkesempatan menjadi narasumber pada kegiatan yang diselenggarakan oleh BSIP Nusa Tenggara Barat (NTB), bertajuk "Penguatan Kapasitas Penerap Standar Instrumen Pertanian Mendukung Program Kementerian Pertanian." Acara yang berlangsung di Lombok Barat pada 23 Oktober 2024 dan di Lombok Tengah pada 24 Oktober 2024, dimanfaatkan oleh BSIP SDLP sebagai ajang penyebarluasan hasil standardisasi yang telah dikembangkan. Kegiatan tersebut dihadiri oleh Kepala BSIP SDLP, Kepala BSIP NTB, dan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten setempat, serta melibatkan petani, penyuluh, petugas POPT, dan Babinsa.
Dalam arahannya, Kepala BSIP SDLP, Asdianto, S.P., M.T., menekankan pentingnya Informasi Geospasial Tematik (IGT) Pertanian sebagai landasan dalam penentuan berbagai kebijakan dan program Kementerian Pertanian, seperti Perluasan Areal Tanam (PAT) dan Cetak Sawah. IGT juga berperan sebagai dasar dalam distribusi pupuk subsidi kepada petani, sehingga bantuan dapat diberikan dengan tepat sasaran, sesuai dengan kebutuhan dan luas lahan yang dimiliki oleh masing-masing petani.
Lebih lanjut, narasumber dari BSIP SDLP, yaitu Setiyo Purwanto, S.P., M.Sc., dan Adib Hasanawi, S.Si., M.T., memaparkan urgensi standardisasi dalam survei dan pemetaan sumber daya lahan pertanian. Mereka menjelaskan pentingnya pemenuhan standar yang ditetapkan dalam SNI 9222 tentang SIG – Survei dan Pemetaan Tanah Detail Skala 1:10.000, serta SNI 8474 tentang Penyusunan Peta Kesesuaian Lahan untuk Komoditas Pertanian Strategis Semidetail Skala 1:50.000. Komoditas strategis yang dimaksud mencakup padi, jagung, kedelai, bawang merah, dan kelapa sawit. Selain itu, Fitria Zulhaedar, S.P., M.Sc., dari BSIP NTB juga memberikan penjelasan mengenai progres poligonisasi Perluasan Areal Tanam (PAT) di wilayah Lombok Barat dan Lombok Tengah.
Penyebarluasan SNI bertujuan memastikan bahwa standar-standar penting ini dapat dipahami dan diterapkan oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk petani. SNI yang berkaitan dengan survei dan pemetaan tanah serta kesesuaian lahan akan menjadi landasan kuat untuk manajemen pertanian yang lebih efektif, efisien, dan berkelanjutan. Rangkaian acara serupa direncanakan akan terus digelar di berbagai kabupaten di NTB, memberikan kesempatan bagi para petani untuk memperdalam pengetahuan mereka. Melalui kegiatan ini, diharapkan Informasi Geospasial Tematik (IGT) Pertanian yang dihasilkan dapat meningkatkan jaminan mutu dan daya saing produk lokal dalam mendukung program-program strategis Kementerian Pertanian. (MM/MAS)